Big Data di Bank Indonesia


Apa yang terbayang di kepala kita ketika mendengar kata Big Data? 
kalau yang terbayang di kepala saya, Big Data itu sekumpulan data yang besar, banyak, variatif, dan berasal dari banyak sumber. Kalau kita cari kata Big Data di internet, banyak artikel yang membahas Big Data ini. Di datascience.org, konsep Big Data dijelaskan sebagai "gerakan atau inisiatif organisasi-organisasi untuk mengambil, menyimpan, memroses, dan menganalisa data-data yang sebelumnya tidak memungkinkan atau tidak ekonomis untuk diambil, disimpan, diproses, dan dianalisa.”


Lalu pertanyaan yang kemudian menggelitik, mengapa Bank Indonesia ikut-ikutan kepo tentang Big Data? malah dijadiin program strategis lagi. Memangnya  Bank Indonesia kerjaannya ngurusin soal data? jawabannya ya tentu saja! Bank Indonesia dalam membuat kebijakan - kebijakan seperti kebijakan moneter, sistem pembayaran, makroprudensial, dan pengelolaan uang rupiah, tentunya butuh data sebagai sumber analisa dalam membuat sebuah kebijakan.

Untuk memenuhi kebutuhan data tersebut, selama ini Bank Indonesia telah mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti perbankan, perusahaan, eksportir sampai dengan masyarakat, namun pengelolaannya masih dilakukan secara terpisah - pisah. Tidak hanya terpisah di database yang berbeda-beda tetapi bahkan pengelolaanya terpisah di divisi/ departemen yang berbeda - beda. 

Tidak adanya keterkaitan antara satu dengan data yang lain membuat data satu dengan data yang lain belum saling berbicara, dan bahkan ada yang data yang sama ada pada laporan yang berbeda- beda. 

Hal ini tentunya menimbulkan inefisiensi baik di sisi Bank Indonesia maupun di sisi para kontributor data. Nah, dalam rangka mengurangi inefisiensi itulah, Bank Indonesia berusaha mengintegrasikan antara satu data dengan data yang lain dengan konsep Big Data.




Komentar

Postingan Populer